DETEKSI.co - Batam, Program operasi pasar sembako murah Pemko Batam menuai kritik masyarakat. Pasalnya, panitia tak menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Pada kegiatan operasi pasar di SP Plaza untuk Kelurahan Tembesi dan Seilangkai, Kecamatan Sagulung pada Jumat, (9/4/2021) tampak warga berdesak-desakan tanpa menjaga jarak untuk membeli sembako murah. Bahkan ada yang tak memakai masker.
"Dipanggil satu persatu namanya ini kapan selesainya. Tidak menjaga jarak lagi. Memang niat pemerintah sangat baik, tapi jangan seperti ini pembagian sembakonya. Kita dihimbau untuk terap menerapkan protokol kesehatan, tapi program pemerintah kenapa seperti ini," keluh Dede, warga Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sekupang.
Menurutnya, dimasa pendemi covid-19, dia merasa sangat miris kejadian kerumunan di operasi sembako ini. Mekanisme pembagian sembako murah sangat amburadul. Warga harus membawa foto copy kartu keluarga, KTP dan kupon yang sudah dibagikan oleh perangkat RT/RW.
"Bagaimana angka covid-19 bisa ditekan, kalau penyelenggara (pemerintah Batam) membagikan sembako seperti ini. Apa tidak ada mekanisme pembagian sembako murah dengan cara lain?," tanyanya.
Hal yang sama juga disampaikan Amri, warga Kelurahan Seilangkai mengaku sudah 3 jam berada di SP Plaza. Dia mengaku menunggu nama keluarganya dipanggil oleh panitia operasi pasar murah ini.
"Sampai shalat jumatan selesai juga pembagian sembako cara dipanggil satu persatu juga tidak akan selesai. Kasian warga lainnya yang membawa anak," keluh Amri.
Operasi pasar murah ini warga dikenakan biaya Rp50 ribu agar bisa mendapatkan 1 paket sembako berupa beras 5 kg, minyak goreng 2 liter, gula pasar 1 kg.
"Habib Rizeq kenapa bisa ditindak, tapi pembagian sembako, vaksinasi guru yang berkerumun ko dibiarkan," pungkasnya. (Hendra S)