OTORITA.ID-Deliserdang, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyampaikan pujian dan rasa salutnya terhadap kebesaran hati umat muslim yang antusias bertemu dan mendengarkan ceramah para ulama. Hal itu karena belasan ribu orang memadati lokasi Gedung Serbaguna Astaka, Jalan Pancing, Deliserdang, Senin (19/12) saat gelaran Tabligh Akbar yang dihadiri Ustaz Abdul Somad (UAS).
“Saya tak suka diduakan. Tetapi memang kalau saya yang bicara, orang tak seramai ini yang datang. Coba kalau ulama, berbondong-bondong orang datang. Kadang cemburu juga saya,” sebut Gubernur.
Namun diakuinya, bahwa banyaknya orang yang datang untuk bertemu ulama merupakan bukti kebesaran Allah, sebab masyarakat masih menaruh perhatian kepada dakwah keagamaan. Sehingga ia pun merasa perlu untuk mendapat pelajaran dari setiap pesan yang disampaikan seorang pendakwah.
“Saya tak mau perpanjang pidato, kami sudah menunggu tausiah dari ulama.
Ajari kami beribadah dengan benar, insya Allah, kita mendapat keberkahan. Takbir,” pungkas Gubernur.
Sebelum Ustaz Abdul Somad (UAS) berceramah, belasan ribu jemaah menyaksikan lantunan lagu ‘Gema Mujahid’ oleh Group Vocal Al-Maidani. Serta nyanyian ‘Panggilan Jihad’ yang liriknya antara lain, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Allahu Akbar. Kalam Suci Menyentuh Kalbu Berjuang. Maju Serentak Membela Kebenaran. Untuk negara, bangsa dan kemakmuran. Hukum Allah tegakkan. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Allahu Akbar”.
Lagu Panggilan Jihad ini, lanjut Gubernur, merupakan ciptaan dari seorang tokoh Islam, satu dari lima orang pendiri Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) KH Rivai Abdul Manaf Nasution. Pernah viral di RRI seluruh Indonesia, bahkan diputar di Malaysia setiap menjelang ceramah Buya Haji Abdul Malik Karim Amarullah atau biasa dikenal dengan Buya HAMKA.
Atas penciptaan lagu itu, Gubernur memberikan penghargaan yang diserahan kepada Prof Ismet Danial Nasution, putra dari KH Rivai Abdul Manaf Nasution. Setelah itu, ia pun mengajak seluruh umat Islam untuk mengambil makna kebanggaan dan bersatu untuk kejayaan Agama dan bangsa.’
Sementara dalam ceramahnya, UAS menegaskan, bahwa lantunan Allahu Akbar jangan diibaratkan sebagai ciri yang buruk. Sebab orang yang menyebutkan itu, menandakan bahwa kebesaran hanya ada pada Allah, sebagaimana dalam setiap Azan berkumandang.
“Setiap azan berkumandang, Allahu Akbar Allahu Akbar. Maka setan lari sambil terkentut (HR Bukhari dan Muslim). Itu ada haditsnya,” ucap UAS.
Selain itu, UAS juga menilai bahwa Sumut merupakan provinsi yang sangat masyarakatnya sangat toleran. Saling menghargai perbedaan suku dan agama, serta hidup harmonis di dalamnya tanpa ada paksaan. Kondisi itu dibuktikan dengan keberadaan etnis Tiongkok maupun India yang hidup dan beribadah dengan tenang. (Irwan)